Kamis, 09 Desember 2010

Cinta Itu Musibah

Azira Najiyah Putri adalah salah satu siswi teladan di SMU Tunas Bangsa. Dia adalah seorang cewek yang memiliki paras cantik, pintar, dan memiliki banyak teman. Selain itu Zira merupakan cewek yang diidamkan para cowok. Itu semua karena sikapnya selalu ramah kepada setiap orang, namun dilain sisi ia sering bingung akan masalah yang dihadapinya. Apalagi menyangkut masalah cinta...
Suatu pagi, Zira tampak murung. Dira teman dekatnya berusaha mencari tau akan perubahan sikapnya yang aneh.
”Pagi, ra...!!” Ucap Dira
Zira tetap membisu, tiba-tiba datang Tia teman sebangkunya Zira
”Heii, kenapa bengong?” Tia meminta jawaban pada Dira
”Kita gak bengong kok, aku lagi bingung nih..!! Zira gak mau bicara,..” Dira mengambil napas sesaat ”gak kayak biasanya dia diam begini..”
Tia memegang pundak Zira ”Ra, kamu kenapa?” sesaat ia melihat kearah Dira yang masih bingung ”Kita disini bingung Ra akan sikap kamu sekarang.. Kamu ada masalah ya sama Dhafa ..?”
”Aduh.. kalian ini apa-apaan sih...” Zira melihat temannya satu per satu. ”Dengar ya!! aku Cuma capek aja, abisnya banyak PR yang mesti aku kerjain..”
”Ra, kamu gak mesti bohong sama kita-kita. aku yakin kamu lagi dalam masalah. besar..” Dira meyakinkan Tia
”Iya Ra, kamu jujur aja.. Kita pasti bantuin kok” ucap Tia sambil tersenyum
”Duh.. sebenarnya ini bukan masalah besar!!” Zira meyakinkan teman-temannya ”Kemarin aku baru saja mutusin Dhafa...” tiba-tiba Dira memotong pembicaraan
”Loh.. kok kalian putus? bukannya dia cinta sejatimu Ra?”
”Haloo... Hari gini bicarain cinta sejati... Hidup kita tuh masih panjang guys..!” Tia memutarkan badannya membelakangi kedua temannya ”Jodoh, takdir, rezeki, dan musibah tuh semuanya Sang Pencipta yang ngatur. So, kita gak boleh sembarangan bilang kalau itu Cinta sejati kita or apalah...”
”Aduh... kok kalian bahas itu sih?? Aku belum selesai bicara tau...” Zira langsung meninggalkan kedua temannya
Kedua temannya terdiam dan membiarkan Zira pergi menenangkan pikirannya.

Zira tiba dikantin sekolah, dan ia berusaha untuk tenang dengan masalah yang dihadapinya.
Duh...
kok gak ada satu pun orang yang bisa ngertiin aku yah...
Ucapnya dalam hati

Tiba-tiba Irwan salah satu penggemar Zira datang menghampirinya. Irwan adalah cowok tajir, sombong dan suka menukar semuanya dengan uang. Irwan menyukai Zira namun ia tidak berani mengungkapkannya hingga ia korbankan teman dekatnya Farhan untuk mendekati Zira.
”Heii, Zira... sendirian saja nih..?” Irwan duduk dibangku sebelah Zira dengan 2 botol teh ditangannya dan diberikannya satu kepada Zira
”Makasih wan..” Ucapnya sambil tersenyum
”Kamu kenapa menyendiri? mana teman-temanmu!” Irwan celingak-celinguk kekanan dan kekiri mencari teman-temanya Zira ”O.. yah tadi Farhan titip salam buat kamu..?” Irwan tersenyum
”O.. yah!!” Zira menoleh kearah Irwan ”Tapi.. kok dia gak bilang langsung ke aku yah?” Zira tampak berharap
”Dia sibuk kali. makannya dia titip salam buat kamu..!” Irwan memesan beberapa makanan ringan ”Gimana hubungan kamu dengan Dhafa?”
Zira terdiam membisu
”Maaf Ra, aku salah ngomong ya?” Irwan menyesal telah menanyakan hal tersebut
”Kamu gak salah kok, kita juga sudah putus..!!”
”Tapi kenapa kamu tampak sedih, sepertinya kamu tidak menginginkan hal ini terjadi?”
”Gak kok, kemarin aku yang mutusin dia, itu karena dia suka ngatur-ngatur aku. aku benci sikapnya yang kekanak-kanakan. Namun aku kesal abisnya hingga sekarang dia masih menungguku kembali padanya” Zira melihat Irwan yang sangat memperhatikannya ”Duhh.. kok aku jadi curhat ya..” Zira tampak malu karena baru kali ini ia cerita banyak hal kepada teman cowoknya
”Gak apa-apa kok Ra, aku senang kamu mau cerita ma aku..”
”Duh, maaf ya wan aku jadi gak enak. Aku kekelas ya, salam balik buat Farhan..!” Zira tersenyum meninggalkan Irwan
Irwan tampak kcewa karena ia melihat dari sorot mata Zira tidak terungkap bahwasannya Zira menyukainya melainkan temannya Farhan.
Setelah cerita bersama Irwan, Zira bertukar cerita pada kedua temannya. Mereka sangat akrab dan saling mendukung satu sama lain. Kedua temannya sangat mendukung keputusannya yang tidak akan kembali lagi pada Dhafa, dan membuka hati untuk Farhan. Sampai akhirnya Zira memutuskan untuk melanjutkan kuliah disatu universitas bersama Farhan.

Hari begitu cepat berlalu tidak terasa sekarang Zira telah berada disuatu universitas terfavorit di Jakarta. Dimana pun ia berada semua orang senang mengenalnya. Disini Zira bertemu kembali bersama Irwan dan Farhan, Zira kecewa saat mengetahui bahwa ia tidak sefakultas bersama Farhan melainkan Irwan. Namun ia senang karena bisa berada seUniversitas dengan Farhan.
Zira sangat cantik, tidak salah jika banyak orang yang menyukainya. Namun hal tersebut berbeda dengan Irwan setelah mengetahui perasaan Zira terhadap Farhan semakin dalam, Irwan jadi kecewa dan menganggap Zira sebagai sahabatnya. Farhan bingung akan sikap Zira terhadapnya, itu semua karena Irwan yang selalu bilang kalau Farhan menyukai Zira. Hingga akhirnya Zira benar-benar jatuh cinta terhadap Farhan. Tapi sayang Farhan tidak bisa mencintai Zira.
Suatu hari ditaman kampusnya Zira duduk sendiri dibawah pohon dengan laptop dipangkuannya, dan ia sangat berharap Farhan datang menemuinya, karena tempat ini sangat dekat dengan fakultas Ekonomi. Tiba-tiba datang seorang cowok menghampirinya
”Zira ya?” cowok tersebut tersenyum ramah padanya
”Iya.. kok tau?”
”Duh.. masak sih aku gak kenal cewek cantik seperti kamu...!” cowok tersebut mengulurkan tangannya ”Aku Tio. Anak fakultas Ekonomi”
”Zira..” Zira menjabat tangannya ”Hmm... Ekonomi ya..!! Berarti kamu kenal Farhan dong?”
”Ohh.. tentu..” Tio tersenyum ”kamu kenal dia?”
”Iya.. dia temanku waktu SMU..”
”O.. yah aku mesti ketemu dosen sekarang. aku duluan ya,..”
”Iya.. gak apa-apa..”

Zira terus memikirkan Farhan..
’Kenapa Farhan gak pernah bisa lihat perasaan aku yah...?’ gumannya dalam hati

Setelah pertemuannya dengan Tio di Taman minggu kemarin, Tio tampak dekat dengan Zira mereka sering jalan bareng selain itu Tio juga suka menghubungi Zira saat mereka tidak bisa bertemu. Sekarang Zira dibingungkan karena setelah kedekatannya itu Tio mengungkapkan perasaannya terhadap Zira. Zira tidak bisa menerima Tio karena ia menunggu Farhan, dan ia sangat berharap yang bicara dengannya ini adalah Farhan bukan Tio. Zira tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Tio, dan ia berkata dengan jujur akan perasaannya. Pernyatan Zira tidak bisa Tio terima hingga akhirnya Tio membenci Zira dan selalu bicara yang bukan-bukan akan Zira kepada setiap orang. Namun hal tersebut tidak membuat Ando cowok fakultas sejarah mundur untuk mendapatkan Zira. Ando selalu berusaha mencari tahu tentang Zira. Ando adalah tipe cowok yang baik, ramah dan sangat perhatian. Namun dirinya tidak bisa menggantikan posisi Farhan dihati Zira. Ando capek akan perlakuan Zira yang menganggapnya hanya teman biasa dan ia pun akhirnya mundur sebelum mengungkapkan perasaannya terhadap Zira.

Suatu malam Zira berkumpul bersama kedua temannya yang sekarang berbeda Universitas dengannya. Zira mengajak kedua temanya untuk menginap dirumahnya malam ini dan menceritakan semua yang terjadi ditempat kuliahnya kepada Dira dan Tia, kedua temannya sedih akan keputusannya yang secara tidak langsung telah mensia-siakan dua cowok yang care dengannya. Zira sedih karena kedua temannya menganggap keputusannya salah. Namun Zira tetap mempertahankan pilihannya. Malam begitu indah tidak terasa sudah tengah malam, Zira mengajak kedua temannya untuk tidur. Beberapa menit kemudian mereka bertiga terlelap dalam mimpi.
Pagi yang cerah, kedua temannya telah bangun mendahuluinya. Setelah sarapan Dira dan Tia berpamitan untuk pulang. Zira senang karena teman-temanya masih mau mendengarkan ceritanya walaupun selalu bertentangan dengan keputusan Zira.

Dikampus tampak ramai, setelah tiba diruangan Zira hanya melihat Niko sedang duduk dengan buku tebal yang sedang dibacanya. Niko adalah cowok lembut, perhatian, baik dan sangat pengertian pada teman yang sedang kesusahan. Niko sangat dekat dengan Zira, Ia selalu memperhatikan saat Zira bertukar cerita dengannya, Niko adalah sahabat keduanya setelah ia berpisah dengan kedua sahabatnya.
”Pagi, Ra..” Niko menoleh Zira yang berada didepan pintu
”Hmm... kirain kamu gak bakal tahu kalau ada aku disini. Baca apa sih Nik..?”
”Biasa novel terbarunya J.K. Rowling...”
”Kamu suka ya baca Harry Potter?”
”Gak terlalu sih, ..” Niko sekarang lebih memperhatikan Zira yang sedang berjalan menuju tempat duduknya ”O.. ya Ra gimana hubungan kamu dengan Tio dan Ando?”
Zira menoleh kearah Niko ”Tumben kamu tanyain masalah itu!” Zira mengambil buku dari dalam tasnya ”Aku gak tau apa maunya Tio, Dia selalu menganggap aku bodoh karena telah menolak cintanya. Kalau Ando!” Zira diam sejenak ”Ando biasa-biasa saja, sekarang kayaknya dia sudah mengerti perasaanku..”
”Ra,. aku boleh tanya sesuatu gak ?” Niko berjalan menuju Zira
”Duh.. kayaknya nih serius,..” Zira tampak gugup ”Hmm.. Bicara saja Nik, gak bakal aku bunuh kalau kamu salah bicara..” Zira tersenyum kecut
”Ra,. sebenarnya aku ...” tiba-tiba dosen masuk dan semua mahasiswa masuk menuju tempat duduknya masing-masing. Zira hanya bengong melihat Niko ”Ra.. kata kamu mau pinjam. nih bukunya” Niko memberikan buku yang ia pegang ketangan Zira

Zira sangat bingung akan tingkah niko, Ia berusaha untuk mengingat-ingat apa yang barusan diucapkan Niko, namun percuma ia tetap tidak dapat mengingatnya. Setelah matapelajaran kuliah selesai Okta teman dekat Niko datang menghampiri Zira, dan ia menjelaskan tentang isi hati Niko terhadap Zira. Zira sangat bingung, ia tidak menyangka orang yang dekat dengan memiliki perasaan terhadapnya. Okta menjelaskan bahwasannya walaupun Niko menyukai Zira, ia tidak bisa meninggalkan pacarnya yang selalu percaya dan baik terhadapnya. Zira bingung akan maksud Niko tersebut, Namun dilain sisi Zira senang. Zira merasa perasaannya terhadap Farhan perlahan mulai pudar. Itu semua karena Niko yang hadir dan memberi warna baru dikehidupannya.

Zira dan Niko sering berkomunikasi melalui handphone, Niko sangat baik dan pengertian terhadap Zira. Sekarang Zira telah berusaha untuk tidak berharap kepada Farhan yang selalu tidak menganggap Zira ada. Zira selalu menceritakan apa yang terjadi dengannya kepada Dira karena ia tau Dira pernah dekat dengan Niko. Dira sangat setuju akan keputusan Zira saat ini, untuk tidak berharap kepada Farhan. Zira dan Dira merahasiakan semua ini dari Tia karena ia tau Tia tidak akan setuju akan keputusan kedua Zira yang akan mendekati Niko seorang cowok yang telah memiliki kekasih. Sekarang Zira telah menyukai Niko begitu pula Niko. namun, mereka mesti merahasiakan semua ini. karena Niko tidak ingin mengecewakan pacarnya dan menyakiti Zira. Jika suatu saat orang tahu akan hal ini, pasti akan menjadi musibah buat Zira.

Zira sangat tidak mengerti akan masalah yang dihadapinya saat ini. Ia mencintai seorang cowok yang telah memiliki kekasih...
Banyak orang yang ingin memilikinya, namun itu membuatnya tetap berpendirian dengan Farhan orang yang dia suka, sampai akhirnya ia terjerat dijurang yang dalam, Ia tidak tahu apakah mungkin ia dapat tersenyum kembali setelah keluar dari jurang tersebut...!!
Atau.. ia akan merasakan sakit yang lebih dalam lagi karena tidak bisa memiliki Niko..??


~ The End ~

Senin, 06 Desember 2010

Aku dan Perasaanku

Mencintai itu menyakitkan, karena mencintai tak mesti harus dicintai, dan menyayangi tak harus memiliki.
Aku adalah Kyreina Bunga Pertiwi. Teman-temanku suka memanggilku Bunga. Bunga adalah sosok cewek Feminim, manis, sangat ramah dan baik ke setiap orang. Bunga sekolah di SMU terfavorit dikawasan Jakarta Pusat. Di sekolah itulah Bunga menemukan seseorang yang menurutnya sangat berarti dalam hidupnya. Perasaannya terhadap pujaan hatinya itu berawal dari Rasa Kagum. Bunga mengaguminya saat pertama kali ia jumpa yaitu di lapangan basket sekolah, Dia adalah Ibra Aprizal seorang cowok cakep memiliki Kulit yang putih, wajah yang tampan, dan senyumnya yang menawan membuat bunga ingin mengenalnya lebih dekat. selain itu Rizal sangat menyukai permanan bola basket, Rizal adalah kakak kelasnya Bunga. . Rizal memiliki Gaya yang unik sehingga dapat mengipnotis Bunga untuk selalu merindukannya. Awalnya Bunga hanya kagum padanya, dan tidak pernah terlintas dibenaknya perasaan ingin memiliki Rizal. Dan Bunga hanya menganggap Rizal sebagai kakaknya meskipun bunga tidak tahu bagaimana perasaan Rizal terhadapnya..
Hari terus berjalan, semakin hari Bunga semakin dekat dengannya, Bunga sering menghubunginya saat ada masalah, saat malam tiba mereka selalu bertukar cerita, bahkan Bunga sering mengirim e-mail kepada Rizal. Rizal selalu ada saat Bunga membutuhkannya, Rizal selalu mendengarkan Unek-unek bunga saat ada masalah, Tidak hanya itu, Rizal telah banyak mengajarkan Bunga mengenai suatu hal yang belum ia ketahui.
Rizal sudah kelas XII, dan sebentar lagi dia akan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi yaitu Kuliah. Sedangkan Bunga harus menunggu dua tahun lagi untuk dapat berada disatu tempat dengannya. Hari begitu cepat berlalu Pengumuman akan kelulusan siswa kelas XII telah diumumkan, sedangkan Rizal tidak memberikan kabar pada Bunga akan dirinya. Berapa kali Bunga coba untuk menghubunginya namun kekecewaanlah yang ia dapat. Bunga bingung akan dirinya, apakah Ia telah melakukan kesalahan yang besar hingga Rizal tidak memberinya kabar sampai detik ini. Dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit ada perasaan aneh di hatinya. Bunga sering memikirkan Rizal, setiap malam Binga sering berharap dapat memimpikan Rizal, Hatinya terasa damai saat melihat senyum Rizal walaupun hanya dalam khayalannya. Mulai saat itu Bunga merasa sangat kehilangan Rizal yang tidak kunjung memberinya kabar. Bunga sangat tidak mengerti akan perasaannya saat ini, apakah ini yang dinamakan CINTA ?

Tidak terasa sudah dua bulan tiada kabar mengenai Rizal. Saat ini Bunga sangat bingung ’jangankan tau nanti dia akan melanjutkan sekolah dimana!’ dimana dan apa kabarnya sekarang pun Bunga tidak tau pasti. Hari demi hari Bunga lalui tanpa hadirnya Rizal, Tidak terasa liburan sekolah telah tiba.

Pagi yang cerah saat yang tepat untuk bersantai diakhir pekan, tiba-tiba terasa getaran dari saku kanannya. Bunga kaget saat dilihatnya ’Rizal memanggil’. Bunga bingung harus bersikap bagaimana. kesal, kecewa, ingin marah semuanya telah berkumpul diangannya. Ia coba untuk tetap tenang dan mengangkat telpon Rizal.
”Halloo...” ucap Bunga dengan rasa benci bercampur senang
”Heii, adek sombong yah sekarang..” ucapnya tanpa rasa bersalah.
Bunga sangat bingung akan perkataan Rizal, sebenarnya yang selama ini menghilang tiada kabar Rizal atau dirinya?
”Adek!!” seru Rizal bingung karena tidak ada jawaban dari semberang ”kok diem? tidak seperti biasanya!”
Aduh kok bisa-bisanya Aku menghapus semua kesalahan yang telah dia lakukan terhadapku, Bunga sangat bingung akan perasaannya. Hatinya begitu senang ketika mendengar suara Rizal yang selama ini telah dinantikan.
”Owh.. tidak ada apa-apa kok, mungkin perasaan kakak saja!!” Jantung bunga berdetak kencang karena perasaan yang memburu dihatinya ”Oyah, kakak dimana sekarang? kok tidak ada kabar belakangan ini?”
”Maaf banget yah dek! bukan maksud kakak sengaja tidak memberitahu kabar kakak ke adek!” Ucapnya dengan penuh hati-hati ”Tapi... kemarin-kemarin kakak sibuk untuk mempersiapkan SNMPTN. Btw, bagaimana nilai rapor adek? Masuk jurusan Ipa atau Ips?”
”Owh, begitu yah. Kakak tidak perlu minta maaf itu bukan masalah!” Bunga sangat bingung dengan perkataannya barusan, seolah-olah yang bicara bukanlah dirinya melainkan Hatinya. ”Adek belum tau dapat jurusan apa? Walikelas suruh adek menunggu sampai nanti saat pembagian kelas.”
”Baguslah kalau begitu, semoga saja adek dapat di jurusan yang adek suka” Rizal terdiam, dan sepertinya dia sedang mencari bahan pembicaraan ”Oyah,.. mau liburan kemana nih..?”
”Belum tahu, kayaknya sih nggak kemana-mana!”
”Kok gitu? ”
”Nggak ada uang, Sudah dulu yah kak!” Ucap Bunga dengan penuh pertimbangan ”Nanti adek telpon kembali.. Bye!!” Bunga langsung mengakhiri pembicaraan.
”Bye..”
Hari ini Bunga sangat senang, Apalagi saat Rizal menjelaskan alasannya menghilang belakangan ini. Bunga bertanya didalam hati ’Apa yach yang sedang dipikirkan kak Rizal sekarang?’ Lamunannya terhenti saat mendengarkan pembicaraan Orang tuanya yang akan mengirimnya untuk libur ke tempat neneknya diluar kota.
Bunga merasa ia sangat beruntung tahun ini, pertama orang tuanya membelikannya handphone baru di umurnya ke-16, dan yang kedua Ia akan berlibur keluar kota. Papanya telah membelikan 2 tiket untuk Bunga dan Gibran adiknya.

***

Malam yang indah, dihiasi bintang-bintang yang terang benderang. Stasiun Kereta Api tampak ramai dipenuhi anak sekolah yang sepertinya akan berlibur. Setelah mendapat tiket dari papanya, Bunga langsung mengajak adiknya untuk masuk dan menempati tempat duduk didalam Kereta Api, Dengan Ponsel ditangannya, Bunga mencoba untuk menghubungi Rizal. Bunga kecewa saat Rizal me-Reject telepon darinya, Bunga berusaha untuk tenang, Didalam ketakutan yang menari-nari dibenaknya, Bunga takut jika nanti Rizal melupakannya, Bunga takut jika Rizal sengaja menjauhinya karena pacarnya dan Bunga sangat takut...
Jantung Bunga seakan berhenti saat Ia lihat Rizal ada dihadapannya, Dia adalah Ibra Aprizal. Apa maksud semua ini? kami dipertemukan disatu tempat yang tidak ditentukan. Bunga merasa ini tidak hanya kebetulan belaka melainkan sudah direncanakan oleh Sang Pencipta, Hhehehe.... Bunga semakin yakin jika dirinya sekarang mencintai Rizal karena jiwanya terasa damai saat melihat bola mata Rizal yang indah menatapnya dengan heran. Rizal tidak mengenalinya sekarang, Bunga kecewa pada Rizal, namun dilain sisi Bunga senang karena bisa memperhatikan Rizal dari dekat tanpa sepengetahuan dia. Rizal tampak ganteng malam ini, dan aku suka itu. 
Beberapa kali Bunga coba untuk memberitahu Rizal akan keberadaannya, namun Rizal tetap tidak bisa menemukannya yang berada satu meter dibelakang Rizal. Bunga senang bisa melihat Rizal dari dekat. Kereta Api telah berjalan menjauhi stasiun, Semua penumpang tertidur pulas saat larut malam. Rizal sangat tertidur pulas malam ini, tidak seperti teman-temannya yang sibuk dengan berbagai macam permainan, bahkan ada yang sibuk foto-foto.
Sebentar lagi kereta akan tiba ditempat tujuan. Mata Bunga tertuju pada seorang cowok yang masih tertidur pulas, Bunga melihatnya dengan seksama beberapa dari temannya telah bergantian membangunkannya. Namun hasilnya dia masih terlelap dalam mimpi. Beberapa menit kemudian kereta tiba ditempat tujuan, semua penumpang berdesakkan untuk keluar menuju ’ruang tunggu’. Bunga kembali melihat Rizal, kali ini dia sudah benar-benar terbangun dan berjalan dengan Ransel dibelakangnya menuju ’ruang tunggu’.


Hari begitu cepat berlalu, tidak terasa liburan sekolah telah usai. setelah Liburan Bunga pulang dengan sejuta cerita dan harapan. Setiba disekolah Bunga menceritakan semua yang telah terjadi diawal liburannya kepada para sahabatnya. Dan Bunga sangat berharap suatu saat Rizal mengetahui akan perasaannya.
Sekarang Bunga sudah duduk dikelas XI Ipa, itu adalah pilihannya. Disini Dia menemukan teman-teman baru yang sangat ramah, dan baik terhadapnya diantaranya Tiwi, Rhere, Ditha, Novi, Lina, Emoet, Cory, Fidri dan Tia. Mereka selalu setia mendengarkan ’Curhatan Bunga’ tentang pujaan hatinya yaitu Rizal. Bunga sangat senang memiliki teman seperti mereka.
***

Setelah pertemuan di Kereta saat liburan kemarin, Rizal selalu sibuk akan tugas kuliahnya. Inilah yang membuat Binga dan Rizal semakin menjauh, Suatu hari Bunga merasa senang karena Rizal bisa meluangkan waktunya untuk bertukar cerita dengan Bunga. Namun, Semua itu berubah jadi kekecewaan, setelah Rizal memberitahukan Bunga bahwa sekarang dirinya telah menemukan ’pujaan hatinya’ atau ’PACAR..!!’ Bunga sedih, Harapannya salama ini menjadi pupus. Rizal tidak menganggap Bunga special dimatanya melainkan hanya menganggap Bunga seperti adiknya sendiri. Bunga tidak tahu harus bagaimana, karena Bunga tidak ingin kedekatannya dengan Rizal berubah karena masalah Bunga ’ Menyukainya’ . Hingga akhinya Bunga berusaha semampunya untuk menutupi perasaannya terhadap Rizal. Bunga tidak bisa memastikan apakah perasaannya ini akan tetap sama seperti dulu hanya sekedar kagum? atau malah sebaliknya semakin dalam ingin memilikinya??

Teman-temannya selalu menyadarkan Bunga akan adanya dunia yang indah tanpa kehadiran Rizal dan merekalah yang telah membangunkan Kyreina Bunga Pertiwi dari mimpi buruknya mengenai Ibra Aprizal. Hari demi hari Ia lalui dengan berbagai pertimbangan, hingga akhirnya Bunga menetapkan hatinya untuk menganggap Rizal hanya sebagai kakaknya dan membunuh perasaannya terhadap Rizal. Sekarang Bunga bisa tersenyum ikhlas walaupun didalam hatinya terdapat luka yang sangat dalam.



~ The End ~



Ingin rasanya kututup mata ini untuk selamanya..
Agar tak lagi kulihat indahnya matamu..
Agar tak lagi kulihat manisnya senyummu..
Agar telinga ini tak lagi mendengar suaramu..
Agar bibir ini tak lagi memanggil namamu..

Dan...
Agar hati ini tak lagi berharap tentang dirimu..!!

”Aku hanya mampu berharap suatu saat akan ada keajaiban terjadi,,
Namun aku sadar, Aku bukanlah seorang sahabat yang tak berguna
Untukmu..[!?]”


 Ongoeee Luph Maii Cweettiiey 