Minggu, 22 Januari 2012

Pertemuan Singkat (Checil)

Checil Ahkira Putri adalah seorang cewek pemimpi. Checil selalu percaya suatu saat mimpinya akan terwujud dengan sendirinya didukung doa dan perjuangan. Sebulan setelah mengikuti tes SNMPTN bersama sabahatnya disebuah universitas ternama. Checil dan sahabatnya hanya bisa berharap dapat masuk ke PTN tersebut. Checil sedih ketika reza seorang cowok yang telah lama ia kagumi tidak sedikitpun ingin tau mau kemana dirinya setelah dari SMA yang sama. Reza adalah motivator bagi Checil, ia selalu ada untuk Checil. Reza dipertemukan dengan Checil pada awal ia menginjak SMA, Reza tergolong cowok yang cuek, pintar dan terlebih karena kegantengannya Checil begitu ingin dekat dengannya.
Pengumuman SNMPTN hari ini telah bisa dilihat. Checil tidak begitu ingin melihat karena ia sudah membayangkan dengan 15.000orang pendaftar dan penampungan yg begitu minim, sedikit kemungkinan untuk LULUS. Dini adalah sahabat Checil, mereka berteman sejak kelas 2 SMA. Dini orang yang baik, perhatian dan sangat egois. Pagi ini langit begitu cerah dengan hati bimbang Checil melamun, tiba-tiba ponselnya berdering.
Kriiiiiiiiiiiiiiiiiing…..
“ygs, sudah lihat hasil tes ?” ucap Dini tanpa salam
“Belum sempat, dirimu sudah lihatkah ?” Checil tertawa
“serius aku nih ygs, kirim data kamu nanti ku lihat !”
“sudah lah dak yakin aku, tadi yang lain sudah sms katanya mereka tidak ada yang masuk PTN” nadanya pun mulai mereda
“Heii.. kamu nih, jangan begitu donk!! Kami emang tidak ada yang lulus, mungkin saja nasibmu bagus” Dini tetap ingin melihat hasil yang sebenarnya
“iya.lah nanti ku kirim saja”
“nah begitu.lah, masak apa hari nih mama mu ygs ?” Dini tertawa
“makanan be pikiran kamu nih. Mama kami gak masak bronis hari ini, tidak ada pesanan”
“ya sudah, kami lihat dulu ya data kamu !! Bye..” Dini pun mematikan telpon
Setelah menerima sms dari Dini, Checil pun melamun “aku mesti gimana !! harapan aku satu-satunya telah sirna.  apakah mama mengizinkan aku untuk tes diluar kota kembali ? Ya ampun.. kayaknya hal yang kutakutkan bakal ku jalani.” Lamunannya terhenti ketika orang tuanya menanyakan hasil PTN nya.
Mama Checil tidak ingin anaknya sedih dan putus asa. Dia selalu menuruti keinginan anaknya, namun hal itu berlawanan dengan papanya yang dari awal tidak mengizinkan Checil untuk memilih universitas diluar kota.
“Papa sudah ikuti keinginanmu, untuk sekarang coba kamu yang ikuti orang tua. Kuliah tidak perlu jauh, dimanapun kamu berada , kalau niat dan berusaha untuk sukses insyaallah kesuksesan akan dipihakmu” Papanya menasihati Checil
“tapi pa, kemarin papa izinkan Checil ikut poltek. Kenapa sekarang berubah pikiran? Checil akan turuti papa kalau dipoltek checil tidak lulus .” Checil pun memohon kepada papanya
“sudah lah, sama saja perguruan tinggi diluar kota maupun disini. Besok papa antar kamu ke PT , kamu pilih jurusan apa yang kamu minati” papa pun langsung pergi meninggalkan Checil
Hal yang Checil takutkan adalah menjadi guru nantinya. Semasa diSMA cita-cita yang paling diseganinya dan sahabat adalah menjadi seorang guru. Menjadi seorang guru adalah tugas mulia, namun hal tersebut berbeda dengan tanggapan Checil dan sahabatnya. Guru adalah objek yang dapat ditiru, selain itu banyak orang yang berkata kenakalan yang kita lakuin semasa sekolah akan kita lihat nantinya pada siswa yang kita ajarkan “karma”. Checil sangat takut jika nanti ia menjadi guru, siswanya akan berprilaku seenaknya.
Detik demi detik berlalu begitu cepat dengan rasa bimbang Checil pun mengikuti keinginan orang tuanya. Hari ini ia pun mendaftarkan diri ke STKIP-PGRI yang diinginkan orang tuanya.
“coba saja reza tahu isi hatiku, pasti dia akan menjadi orang pertama yang memberi semangat untukku!!” Checil terhanyut dalam lamunan “Aduh… lagi-lagi aku bermimpi.”
Setelah mengikuti beberapa persyaratan yang ada checil pun siap mengubah gelar menjadi ‘Mahasiswi’.
Awal yang menyedihkan, semua orang tidak ingin tahu akan perasaan Checil. Checil merasa sepi, kehilangan canda-tawa sahabatnya karena dari beberapa sahabatnya, hanya Lina yang tinggal disatu kota dengannya.
Hari ini mulai registrasi bagi mahasiswa/I baru, Checil ditemani papanya pun sibuk akan aturan yang ada. Disini Checil terlihat senang karena ia bertemu teman baru yang baik dan ramah yaitu Dyani, Maitha dan Fenny. Checil percaya ini adalah jalan terbaik yang telah diatur oleh Allah untuknya. Meskipun ia tidak bersama sahabat-sahabatnya, ia yakin sahabatnya akan selalu mengingatnya. Dyani, Maitha dan fenny telah sahabatan sejak SMA. Mereka cukup baik dalam berteman karena diawal pertemuan jarang ada orang yang langsung bisa dekat seperti yang dilakukan mereka bertiga terhadap Checil. Checil tidak lagi kesepian, walaupun ada satu sahabat yang tinggal disatu kota dengannya, mereka jarang berkomunikasi menggunakan ponsel maupun bertemu langsung. Itu semua dikarenakan tempat kuliah yang berbeda.

***
Semua mahasiswa/I berkumpul disuatu tenda yang telah ditentukan. Dibagian paling depan sudah terdengar suara dosen yang akan membagikan kelompok pergugus. Checil dan ketiga temannya hari ini telah siap mengikuti pra-ospek. Kebiasaan terburuk semasa SMA checil selalu mengabaikan yang ada saat bertemu cowok yang dia suka “Hhahaa… ternyata tidak terlalu buruk kuliah disini, banyak penglihatan juga :D “ dalam hatinya bergumam
Pembagian kelompok pun telah disebutkan, hal yang paling menyenangkan ternyata Checil, Dyani, dan Maitha berada disatu kelompok untuk ospek besok.
“Alhamdulillah yah kita sekelompok” ucap Checil berjalan menuju kelas yang telah ditentukan
“Iya e, ini karena kita kemarin tuh barengan antrinya. Coba kalau tidak bareng, pasti tidak sekelompok” Maitha tersenyum
“cepat lah, nanti kita dimarahi mentor” Dyani sibuk dengan HPnya
“Btw, ruangan kita dimana ? dan siapa nama mentor kita ?” Checil penasaran
“nah,, kurang tau tuh!! ikuti saja orang didepan kita  “ ungkap dyani
Setiba dikelas semua calon mahasiswa/I duduk dan memperhatikan para mentor yang menerangkan tentang kegiatan hari ini, dan keesokkan harinya. checil dan kedua temannya mendengarkan secara seksama, ketika para mentor memperkenalkan dirinya masing-masing diantaranya ada kak Ani terlihat baik,cantik, dan sedikit pemalu. ada kak faris baik, perhatian dan memiliki suara yang indah. Kemudian kak izal terlihat sopan, baik, dan perhatian. Seusai ketiga mentor memperkenalkan diri, selanjutnya calon para mahasiswa/I untuk memperkenalkan diri mereka. Sebelum pulang calon mahasiswa/I diwajibkan untuk mencatat perlengkapkan yang harus dibawa besok. Checil panic begitu melihat bermacam-macam bahan yang harus dibawa “aduh… hari sudah sore. Besok mau datang pagi-pagi lagi, siapa yang mau belanjain semua ini” dengan cepat ia mengetik bahan tersebut kedalam sms kemudian dikirim ke mama.
Hari yang melelahkan Checil pun tidak bisa tidur memikirkan akan hari esok.
***
Sekitar pukul 4.00 alarm pun bordering, semua orang dirumah bangun dan membantu checil mempersiapkan perlengkapan ospek dihari pertama. Tepat pukul 5.15 ia sudah siap untuk pergi, hal tersebut dikarenakan jarak rumah kekampus cukup jauh dan memakan waktu kurang lebih 30menit. Checil selalu menggantungkan mimpinya “semoga saja hari ini aku menemukan pengganti Reza ”
Kampus tampak ramai karena calon mahasiswa/I, Checil pun selalu berusaha mencari seseorang yang bisa menjadi motivasi untuknya. Semua orang sibuk akan perlengkapan yang mereka kenakan masing-masing berbeda dengan Checil yang masih saja mencari-cari entah apa yang dicari, tanpa sadar kedua temannya menperhatikannya dari awal. Checil pun hanya memberi senyuman. Para mentor mulai mengambil alih kelompok ospek dan mengabsen satu per satu, Checil tersenyum dalam hati ia gumam “aseeeekk… akhirnya kutemukan penggantimu, ya.. walaupun jauh sempurna.lah dirimu kayaknya dia cukup baik menggantikanmu  “
Hari yang menyenangkan, ku targetkan dia yang bakal gantikan posisi reza dihatiku. Checil sangat kehilangan sosok reza belakangan ini dan ia selalu mencari orang yang lebih dari reza, namun hal itu percuma, reza begitu sempurna. Perasaan ini berbeda dengan sosok yang ia kagumi saat ini, dia adalah izal salah satu dari mentornya. Checil senang dengan sikapnya yang selalu mengingatkannya pada kakak sepupunya Ade. Kak ade adalah orang yang baik, dia sangat peduli dengan adik-adiknya, selain itu sikapnya yang sopan, lembut penuh tutur kata membuat checil bangga punya sepupu sepertinya.
Semenjak awal pertemuan di hari pertama pembagian kelompok(pra-ospek), Checil selalu memperhatikan mentornya yang bernama izal. Izal adalah sosok orang yang sangat dewasa, dengan pembawaan selalu santai terlihat asyik  . Ospek 3 hari mengisahkan pengalaman yang tak terlupakan, selain mendapatkan teman baru Checil juga mendapatkan orang yang bisa menjadi motivator baginya. Checil sangatlah beruntung, ia tidak pernah kesusahan dalam mendekati seseorang yang ia suka. Namun, dalam hal untuk memiliki seutuhnya tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Pada akhir acara ospek, seorang mahasiswa/I wajib memberikan cindera mata kepada mentor yang dianggapnya pantas. Checil, dyani, dan maitha sangat bingung ingin memberi kepada siapa cindera mata mereka, namun dihati Checil tertuju satu orang yaitu Izal, seorang kakak mentor yang ia suka semenjak pertama ia bertemu.
“Dy, maii .. tuh cindera mata mau dikasih sama siapa ?” Tanya Checil
“gak tau lah, aku juga bingung. Sebenarnya mau kasih kak izal, Cuma hati aku pengen kasih ini sama kak faris” Dyani tertawa kecil
“sama saja,. Hhehe !! kalau kamu ?” Maitha langsung menatap Checil
“Aku juga bingung, kalau ada uang sih bakal ku kasih semua mentor kita !! tapi sepertinya aku kasih kak izal saja, orangnya asyik ,.. ” Checil tersenyum
“ya sudah, kami kasih ini sama kak faris saja kalau begitu ,.” Maitha meminta persetujuan dyani
“okkeh.lah ,.”
Sebelum pulang kami semua kumpul dikelas yang sudah ditentukan. Semua mentor bercerita akan pengalamannya masing-masing dan tidak lupa memberikan nomor ponsel mereka beralasan untuk membantu kami jika diperlukan 
Checil langsung mencatat nomor-nomor kakak mentor dikelompoknya, kemudian ia mengingat…
“sebenarnya aku sudah simpan nomor kak izal, ya.. semalam dia sms kalau hari ini kami semua diharapkan tidak membawa ponsel karena dapat mengganggu aktivitas ospek. Tapi gak ada salahnya kalau aku mencatat kembali, mungkin saja itu bukan nomornya yang sebenarnya.. Hhehe ”
Hari yang begitu melelahkan “akhirnya ospek selesai juga dan sekarang aku jadi mahasiswi sesungguhnya..” kemudian terlintas “Hhmmm.. sedang apa ya kak izal ?? …aduh kok aku jadi mikirin dia sih, belum tentu juga dia punya rasa yang sama  tapi aku tetap senang !!”
Perkuliahan sudah mulai berjalan terutama di prody Checil yaitu fisika. Setelah usai ospek prody fisika langsung aktif belajar berbeda dengan prody yang lainnya. Checil jadi merasakan begitu sibuknya anak perkulihan setelah satu bulan ia kuliah. Sekarang ia jadi sadar sebenarnya reza selama ini tidak pernah bohong akan kesibukkannya. Tiba-tiba checil dikagetkan telpon dari izal. Checil berpikir berulang kali “apa benar ini kak izal? Tumben banget dia telpon.”

“Hei… sedang apa ?” tanyanya langsung
“Hhmm.. Kuliah kak . Kakak sendiri ?”ungkapnya dengan kebingungan
“kakak, sedang nongkrong nih dikost.an kawan dek. Owh ya… Cari kakak cewek dek ?” Izal langsung mengungkapkan maksudnya sebenarnya
Checil tambah bingung ‘kak izal minta cari pacar, gak mungkin deh tuh kakak gak punya pacar !!’ ucapnya dalam hati
“Adek ?? masih disanakah ?” Izal pun tertawa kecil
“Eh… iya kak. Maaf ya, tapi apakah Gak salah kakak minta cari pacar ? pacar kakak yang satu itu mau dikemana ?” ucapnya asal-asalan
“cewek yang mana dek ? Gak ada cewek kakak nih”
Lagi-lagi ia melamun ‘serius gak ya kakak nih !!!! andai saja saat nih dia berusaha mendekatiku, pasti ku terima kelak jika dia memintaku menjadi pacarnya ::hehehe,.. #mengharap banget’ terlintas dipikirannya buat ngerjain kak izal.
“yang benar saja ? lantas cewek yang jalan bersama kakak kemarin siapa .?”
“Kapan dek? Kalau adek gak mau cari ya sudah, gak perlu nuduh yang bukan-bukan lagi. Makasih ya dx !
“nuihhh… kakak nih mudah nian merajuk! “ Checil mulai kesal “Sama adek saja kalau begitu.” Diikuti tawa kecilnya
“Apa adek galak sama kakak ?” Tanya Izal
‘isddah kakak nih, kalau aku bilang suka!! Turun donk harga diri aku. Kok jadi aku yang dibuat bingung’ ungkapnya dalam hati
“Loh, kok kakak ngomong begitu sih ?”
“Adek mau gak jadi pacar kakak !” Izal terlihat seperti hanya ingin mempermainkan Checil, Checil pun gak begitu saja percaya
“Aghhh… kakak nih main-main saja, kakak taruhan ya?”
“maksud adek? Serius kakak nih, mau gak ?”
“Aneh banget, jangan begini donk kak. Adek takut kakak bakal sakiti adek nantinya” Checil berkata lirih
“adek nih, belum apa-apa lah takut disakiti. Kakak yakin adek gak bakal mau! Kalau adek tau kakak yang sebenarnya”
“Emang ada apa dengan kakak ?” Checil semakin penasaran
“Kakak nih gak sebagus yang adek-adek pikirkan, kakak punya sikap yang gak bisa diubah, selain itu ada sesuatu yang orang lain gak tau dan kakak hanya akan kasih tau hal itu sama adek. Mantan kakak pun pergi meninggalkan kakak karena hal itu.”
“sudah malam kak, adek tidur ya… Bye ! “
“owh.. ya sudah. Met bobok saja” Izal pun langsung mematikan telpon

Checil bingung akan sikap kakak Izal yang tiba-tiba datang dan mengejutkannya dengan kata-kata yang terasa aneh untuk didengar. “Apa maksud dia bicarakan hal itu denganku?” Checil pun menyimpan sejuta pertanyaan dibenaknya.

***
Hari begitu cepat berlalu, kak Izal meminta Checil untuk menjawab permintaannya yang kemarin tertunda. Checil sangat kaget ketika ada salah satu teman semasa SMA nya bercerita kalau kak Izal memintanya untuk mencari pacar buat kak izal. Checil tidak bisa menahan emosinya,tiba-tiba ia langsung mengirim pesan, Izal kaget ia tidak menyangka jika Checil akan mengetahui akan hal itu. Semenjak peristiwa itu hubungan antara mereka renggang, kak izal yang dinilai checil baik, perhatian dan bisa menjadi motivator buatnya belakangan ini menjadi sosok yang menakutkan dan tidak bisa disangka. Checil sedih karena ia telah salah menilai orang, dia sungguh tidak menyangka kak izal bisa berprilaku tidak sopan terhadapnya.
Hal itu tidak membuat Checil menyerah untuk mencari tau apa maksud Izal sebenarnya, sehingga ia tau bahwa sebenarnya izal hanya ingin menyembunyikan sikap sebenarnya saja. Semua itu Karena seorang cewek yang sangat dia cinta tega meninggalkannya, dan ia berusaha untuk melampiaskan semua itu pada cewek yang baru didekatnya.
Checil pun akhirnya kembali dekat dengan izal. Sejahat apapun izal terhadapnya, Checil percaya ada sisi lain yang baik. Hingga suatu hari Checil bangga bisa merubah izal seperti apa yang dia inginkan. Izal orang yang baik, dia berprilaku jahat karena alasan tertentu. Mereka pun akhirnya bersama, tanpa keributan dan sangat menjaga perasaan satu sama lain.

Best Friend Forever

Hari ini tanggal 12-12-2011 begitu cantik bagi Cha. Sebelum berangkat kekampus Cha berharap hari ini akan menjadi hari yang tidak terlupakan, dalam khayalannya terlintas ‘Hari ini cha ingin sekali ada seorang pangeran datang menghampirinya dan mengatakan bahwa ia menyukai Cha’ Hhahaha,.
Lamunan pun terhenti saat temannya dyani sudah berada didepan rumah menjemputnya untuk pergi kekampus.
Hari ini lumayan cerah tidak seperti senin belakang yang selalu hujan. Akibatnya Cha, Maitha dan Dyani selalu terlambat datang kekampus. Cha yang sudah siap dari jam setengah 4 tadi, akhirnya langsung pergi dan menghapus bekas khayalannya yang masih tersisa diatas kepalanya.
Setiba dikampus Cha langsung menempati tempat duduknya seperti biasa. Saat ini telinganya sedang mendengarkan dosen yang sedang asyik ceramah didepan kelas. Namun tangannya dengan asyik menulis lirik lagu pinkan mambo-jangan pergi.
Jangan pergi tinggalkanku,
Maafkan semua kesalahanku,
Jangan pergi, aku butuh kamu,.
Selalu….
Dyani mengikuti lirik yang Cha tulis “aku senang loh cha lagu ini, mengingatkan aku sama seseorang…”
Tiba-tiba ponselnya bordering, dilihatnya ‘1 message new’

BFF novi :
Cha,rhe,ter ,..
Bagus ninggal ya,..?

Cha kaget akan sms salah satu sahabatnya, ia tidak menyangka…
Cha langsung memasti hal tersebut pada bunda (Bunda adalah guru cha saat diSMA, bunda terkenal sangat dekat dengan siswa terutama anak sanggar disekolah)
Bundapun dengan cepat membalas.
Bundoo :
Iya nisyah, bagus sudah pergi ninggalin kita jam 4 tadi.

Cha pun tersentak, serasa kepalanya dihantam beban puluhan kilo. Terlintas ia mengingat semua tentang bagus sahabatnya.

Empat bulan sebelum kepergian bagus…
Cha mengenal bagus sejak duduk dikelas 2 SMA, bagus yang terbilang sangat pendiam,sedikit cuek, tetapi ia sangat enak diajak berteman. Hal itu tidak membuat Cha ragu untuk menganggapnya sahabat terbaik. Cha,Reyna, dan Bagus dipertemukan saat duduk dikelas 2 SMA ‘berbeda dengan Tiwi, ia kenal dengan bagus karena salah satu teman dekatnya adalah pacar bagus’. Mereka dekat saat adanya Evence. Evence adalah nama kelas yang dibuat atas kesepakatan bersama. Evence diambil dari kata ‘eleven since one’, saat terbentuknya nama evence kelas yang ditempati cha, reyna, tiwi dan bagus menjadi tentram, selalu berkerjasama, dan saling menganggap satu sama lain adalah saudara. Sejak saat itu mereka berempat bersahabat, sering bertukar cerita, selalu membantu satu sama lain, dan yang terpenting selalu peduli dengan keadaan sesama.
Semua orang sibuk akan urusan kuliahnya masing-masing, tetapi hal itu tidak memutuskan komunikasi antara cha, bagus, tiwi dan reyna. Setelah mengetahui hasil SNMPTN tidak terlihat nama Reyna pada daftar yang lulus, Reyna langsung cepat mengurus tes di polsri(politeknik sriwijaya) sampai ia dapat masuk perguruan tinggi yang telah direncanakannya dengan mantang sebelum tes, sama halnya dengan tiwi. Diantara yang lain tiwi termasuk orang yang beruntung, setiap tes ia lulus hingga akhirnya ia bingung memilih keputusan yang pantas untuknya dan masa depannya kelak. Bagus juga orang yang sangat beruntung, ia lulus Universitas Sriwijaya. Sekolah tinggi yang orang-orang minati. Cha dipisahkan dari mereka, bagus tinggal di Indralaya sedangkan Reyna dan tiwi di Palembang. Walaupun begitu Bagus, Reyna dan tiwi masih sering bertemu sedangkan Cha hanya mendengar cerita saja saat mereka berjumpa.
Bulan ramadhan…
Dari pagi Bagus sudah sms Cha dan Reyna untuk mempersiapkan acara buber anak evence. Disini mereka bingung mau mengajak siapa? Mereka takut nanti anak-anak evence pada tidak ada di sini. Reyna mengusulkan untuk mendatangi satu per satu rumah temannya, bagus dan Cha pun menyetujui hal itu. Mereka kumpul dirumah reyna, disana Cha sempat ngobrol dengan bagus mengenai masalah kuliah dan kabar-kabar anak evence lainnya. Setelah selesai ganti pakaian Reyna langsung menghampiri mereka didepan rumah, dan dia pun tidak lupa mengajak prima. Prima adalah salah satu pencurhat setia cha, Reyna sahabat Cha sepertinya menyukai prima. Namun hal itu masih dipertanyakan hingga sekarang! :) .Cha, Reyna dan bagus langsung kerumah prima. Dari rumah prima kami berjalan kerumah teman yang dekat terlebih dahulu, setiba dirumah andy kami dikagetkan kabar yang tidak enak dari adiknya Andy. Dia mengatakan bahwa kakaknya masuk rumah sakit karena ada cairan diparu-parunya. Cha, bagus, prima dan reyna pun langsung berpikir bagaimana cara menjenguk andy. Sekarang waktu yang sempit. Cha pun memberi ide untuk menjenguk Andy setelah Buber anak evence. Setelah usai mendatangi rumah anak evence, menentukan tempat dan hari diadakannya buber evence, Cha dan ketiga temannya pulang kerumah masing-masing. Cha dan teman-teman senang akhirnya acara buber anak evence pun terwujud, setidaknya lebih dari setengah dari jumlah anak evence yang datang. Cha, Reyna, Tiwi, bagus dan prima sempat berpikir yang bukan-bukan mengenai andy yang terbaring lemah dirumah sakit, mereka menyangka andy bakal meninggal saat melihat kondisi yang begitu memprihatikan. Alhamdulillah hingga saat ini Andy masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Ospek diberbagai universitas telah dilaksanakan, dan calon mahasiswa/I baru telah resmi menjadi mahasiswa/I. Sebulan setelah kuliah Cha cerita dengan bagus melalui ponsel tentang apa saja yang terjadi disekolah barunya, dari ia ospek hingga dia ketemu cowok yang dianggap bisa gantikan reza dari kehidupannya. Cha tidak pernah memutuskan komunikasi dengan sahabatnya ia selalu menelpon sahabat jika sahabatnya butuh tempat curhat. Begitupun dengan bagus dia selalu ada untuk Cha dan teman lainnya, bagus adalah sahabat yang baik, dia selalu membantu cha, dia selalu mendengarkan cerita cha mengenai hal apa saja, dia juga selalu siap mencari jawaban saat cha butuhkan, dan yang paling penting dia adalah translator hidup Cha. Bagus tidak pernah bosan mendengarkan cerita cha mengenai reza yang tidak ada habisnya.
Hari ini tiwi sedang bersedih, ia diputuskan oleh pacarnya putra. Tiwi sangat sayang dengan putra, walaupun berpacaran jarak jauh, tiwi selalu menjaga baik hubungan mereka. Saat ini tiwi butuh hiburan Cha bingung mau menyarankan apa!!. Sampai akhirnya Reyna dan bagus mengajak tiwi jalan-jalan, dihadapan sahabatnya tiwi tanpa malu mengeluarkan air mata, baru kali inilah tiwi menangis karena cinta.setelah tiwi selesai cerita, Baguspun meminta tiwi dan reyna memilih sebuah kotak music untuk diberikannya kepada meya pacarnya. Disebuah tokoh unik mereka menemukan yang dicari bagus, tanpa disadari haripun sudah sore akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing. Bagus dan Reyna mengirim pesan kepeda Cha yang isinya mereka hari ini jalan-jalan, dan bagus telah membeli kotak music untuk pacarnya.
Cha hanya bisa mebayangkan wajah para sahabatnya yang baru saja usai kumpul. Cha pun langsung mengingat sesuatu “KOTAK MUSIC” ‘cha harus cari itu, bagus sudah dapat!! Kenapa cha tidak?’ cha terseenyum sendiri sambil memandang sms dari sahabatnya.
***
Indonesia digemparkan karena menjadi tuan rumah sea-games.
Beruntung sekali untuk anak perkuliahan dipalembang. Pada saat pembukaan dan penutupan acara sea games berlangsung perkuliahan diliburkan. Sahabat cha semuanya pulang walapun libur hanya beeberapa hari.
Pagi-pagi buta cha langsung sms reyna memberitahukan kalau ia ingin berbicara, karena ada waktu akhirnya reyna langsung mau diajar ngobrol melalui ponsel.
“Haloo,…”
“iya, kenapa Cha?”
“Reyna putus ya saama galih?”
Galih adalah pacarnya reyna sejak kelas 1 SMA. Mereka merupakan pasang cukup serasi walaupun begitu reyna dan galih sering berantem dari masalah kecil hingga besar.
“siapa yang bilang?”
“gak kemaren bagus sms, katanya reyna putus. Kok bisa?”
“kamu nih gimana sih? Yang putus tuh bagus dengan meya! Kemaren emang reyna mau putus Cuma gak jadi, barusan rey mau Tanya kenapa bagus putus?”
“loh bukannya reyna yang putus, ..” cha bingung “ighhhhh.. payah nih bagus memutar cerita dia? Ya sudah kalau gitu nanti cha tanyain bagus dulu ya! Byeee” cha langsung memutuskan pembicaraan mereka
Jadwal kuliah cha hari nih sampai malam, ada waktu istirahat yang digunakan cha untuk cerita bersama bagus. Tanpa basa basi cha langsung menghubungi bagus.
“Haiiiii,.. ganggu gak nih!!”
“gak lah cha, lain ya yang banyak bonus!!!! Transfer dong cha?”
“iya kalau bisa, dimana dirimuh sekarang?”
“dirumah,..”
“gak kuliah?”
“dilubuklinggau cha, yo gak kuliah lah. Aku kan sekarang lagi sakit!! Kau nah gak jenguk,..”
“aku kuliah gus, meya sudah jenguk?”
“gak tau dia..”
“lohh .. kok bisa! Kau kenapa putus?”
pembicaraan terpotong karena bagus kedatangan tamu, cha tidak berniat mematikan telponnya namun dosen yang mengajar telah datang.
Pembicaraanpun disambung dengan sms, bagus meminta cha untuk menelpon kembali namun karena tidak ada waktu cha pun tidak bisa menghubunginya.
Seminggu setelah pembicaraan ditelpon kemarin, difesbuk bagus mengomentari status Cha, dan ia menawarkan kotak music yang akan diberikannya kepada meya waktu itu. Kotak music itu belum sempat ia berikan karena hubungan mereka telah kandas terlebih dahulu. Awalnya bagus minta bayaran RP.40.000,- tetapi cha menolak dan akhirnya mereka pun bersepakatan untuk barter barang.
Bagus begitu baik, saat cha ujian bagus selalu meluangkan waktunya untuk membantu cha mengarang jawaban. Namun hari ini bagus tidak membalas pesan yang cha kirim padanya dan beberapa teman lainnya. Cha sedih karena tidak ada yang bisa membantu cha mengerjakan tugasnya, cha tidak begitu menanyakan kemana sahabatnya satu ini. Hingga keesokan harinya reyna memberitahukan cha kalau bagus masuk rumah sakit. Awalnya cha beranggapan biasa saja, cha yakin bagus hanya sakit biasa. Pada malam harinya novi mengirim yang isinya bagus ‘koma’ dirumah sakit, dan meminta bantu untuk mendoakan kesembuhan bagus. Cha kaget, ia ingin menjenguk bagus disisi lain ia memikirkan biaya,kuliahnya hingga akhirnya ia hanya bisa doa dan selalu memantau keadaan bagus. Cukup lama bagus terbaring koma, Bunda selaku kondinator pengumpulan biaya pengobatan bagus bercerita kepada cha saat mengumpulkan dana yang sudah diperoleh. Mendengar cerita bunda yang memberitahu kalau hidup bagus sekarang hanya tergantung pada mesin membuat cha terus berpikir bagaimana cara membantu bagus.
Hari ini semua orang berduka akan kepergiaan bagus, Cha yang masih dkampus hanya menahan sedih dan mengingat semua memory saat bersama sahabatnya. Begitu tahu jasad bagus akan dikebumikan dilubuklinggau cha pun langsung menghubungi Lina untuk datang bersamanya kerumah bagus.
Setiba dirumah bagus, Cha sangat sedih melihat jenazah yang terbaring tengah-tengah semua orang menangis. Cha, lina, bunda dan teman-teman yang lain ikut mengantar bagus ketempat terakhirnya. Cha masih tidak menyangka sahabatnya pergi untuk selamanya, meninggalkan semua kenangan, para saudara, dan sahabat-sahabatnya.

Bagus kamu harus tahu Cha, Reyna dan Tiwi sangat kehilangan sahabat sepertimu, dan kami juga tidak akan melupakan kebaikanmu terhadap kami. Kamu mungkin menganggap kami hanya seorang teman biasa. Tetapi kami tidak!! kamu adalah sahabat kami selamanya.




Cha posting ini bertepatan 40hari kepergian bagus 22-01-2012

Kamis, 09 Desember 2010

Cinta Itu Musibah

Azira Najiyah Putri adalah salah satu siswi teladan di SMU Tunas Bangsa. Dia adalah seorang cewek yang memiliki paras cantik, pintar, dan memiliki banyak teman. Selain itu Zira merupakan cewek yang diidamkan para cowok. Itu semua karena sikapnya selalu ramah kepada setiap orang, namun dilain sisi ia sering bingung akan masalah yang dihadapinya. Apalagi menyangkut masalah cinta...
Suatu pagi, Zira tampak murung. Dira teman dekatnya berusaha mencari tau akan perubahan sikapnya yang aneh.
”Pagi, ra...!!” Ucap Dira
Zira tetap membisu, tiba-tiba datang Tia teman sebangkunya Zira
”Heii, kenapa bengong?” Tia meminta jawaban pada Dira
”Kita gak bengong kok, aku lagi bingung nih..!! Zira gak mau bicara,..” Dira mengambil napas sesaat ”gak kayak biasanya dia diam begini..”
Tia memegang pundak Zira ”Ra, kamu kenapa?” sesaat ia melihat kearah Dira yang masih bingung ”Kita disini bingung Ra akan sikap kamu sekarang.. Kamu ada masalah ya sama Dhafa ..?”
”Aduh.. kalian ini apa-apaan sih...” Zira melihat temannya satu per satu. ”Dengar ya!! aku Cuma capek aja, abisnya banyak PR yang mesti aku kerjain..”
”Ra, kamu gak mesti bohong sama kita-kita. aku yakin kamu lagi dalam masalah. besar..” Dira meyakinkan Tia
”Iya Ra, kamu jujur aja.. Kita pasti bantuin kok” ucap Tia sambil tersenyum
”Duh.. sebenarnya ini bukan masalah besar!!” Zira meyakinkan teman-temannya ”Kemarin aku baru saja mutusin Dhafa...” tiba-tiba Dira memotong pembicaraan
”Loh.. kok kalian putus? bukannya dia cinta sejatimu Ra?”
”Haloo... Hari gini bicarain cinta sejati... Hidup kita tuh masih panjang guys..!” Tia memutarkan badannya membelakangi kedua temannya ”Jodoh, takdir, rezeki, dan musibah tuh semuanya Sang Pencipta yang ngatur. So, kita gak boleh sembarangan bilang kalau itu Cinta sejati kita or apalah...”
”Aduh... kok kalian bahas itu sih?? Aku belum selesai bicara tau...” Zira langsung meninggalkan kedua temannya
Kedua temannya terdiam dan membiarkan Zira pergi menenangkan pikirannya.

Zira tiba dikantin sekolah, dan ia berusaha untuk tenang dengan masalah yang dihadapinya.
Duh...
kok gak ada satu pun orang yang bisa ngertiin aku yah...
Ucapnya dalam hati

Tiba-tiba Irwan salah satu penggemar Zira datang menghampirinya. Irwan adalah cowok tajir, sombong dan suka menukar semuanya dengan uang. Irwan menyukai Zira namun ia tidak berani mengungkapkannya hingga ia korbankan teman dekatnya Farhan untuk mendekati Zira.
”Heii, Zira... sendirian saja nih..?” Irwan duduk dibangku sebelah Zira dengan 2 botol teh ditangannya dan diberikannya satu kepada Zira
”Makasih wan..” Ucapnya sambil tersenyum
”Kamu kenapa menyendiri? mana teman-temanmu!” Irwan celingak-celinguk kekanan dan kekiri mencari teman-temanya Zira ”O.. yah tadi Farhan titip salam buat kamu..?” Irwan tersenyum
”O.. yah!!” Zira menoleh kearah Irwan ”Tapi.. kok dia gak bilang langsung ke aku yah?” Zira tampak berharap
”Dia sibuk kali. makannya dia titip salam buat kamu..!” Irwan memesan beberapa makanan ringan ”Gimana hubungan kamu dengan Dhafa?”
Zira terdiam membisu
”Maaf Ra, aku salah ngomong ya?” Irwan menyesal telah menanyakan hal tersebut
”Kamu gak salah kok, kita juga sudah putus..!!”
”Tapi kenapa kamu tampak sedih, sepertinya kamu tidak menginginkan hal ini terjadi?”
”Gak kok, kemarin aku yang mutusin dia, itu karena dia suka ngatur-ngatur aku. aku benci sikapnya yang kekanak-kanakan. Namun aku kesal abisnya hingga sekarang dia masih menungguku kembali padanya” Zira melihat Irwan yang sangat memperhatikannya ”Duhh.. kok aku jadi curhat ya..” Zira tampak malu karena baru kali ini ia cerita banyak hal kepada teman cowoknya
”Gak apa-apa kok Ra, aku senang kamu mau cerita ma aku..”
”Duh, maaf ya wan aku jadi gak enak. Aku kekelas ya, salam balik buat Farhan..!” Zira tersenyum meninggalkan Irwan
Irwan tampak kcewa karena ia melihat dari sorot mata Zira tidak terungkap bahwasannya Zira menyukainya melainkan temannya Farhan.
Setelah cerita bersama Irwan, Zira bertukar cerita pada kedua temannya. Mereka sangat akrab dan saling mendukung satu sama lain. Kedua temannya sangat mendukung keputusannya yang tidak akan kembali lagi pada Dhafa, dan membuka hati untuk Farhan. Sampai akhirnya Zira memutuskan untuk melanjutkan kuliah disatu universitas bersama Farhan.

Hari begitu cepat berlalu tidak terasa sekarang Zira telah berada disuatu universitas terfavorit di Jakarta. Dimana pun ia berada semua orang senang mengenalnya. Disini Zira bertemu kembali bersama Irwan dan Farhan, Zira kecewa saat mengetahui bahwa ia tidak sefakultas bersama Farhan melainkan Irwan. Namun ia senang karena bisa berada seUniversitas dengan Farhan.
Zira sangat cantik, tidak salah jika banyak orang yang menyukainya. Namun hal tersebut berbeda dengan Irwan setelah mengetahui perasaan Zira terhadap Farhan semakin dalam, Irwan jadi kecewa dan menganggap Zira sebagai sahabatnya. Farhan bingung akan sikap Zira terhadapnya, itu semua karena Irwan yang selalu bilang kalau Farhan menyukai Zira. Hingga akhirnya Zira benar-benar jatuh cinta terhadap Farhan. Tapi sayang Farhan tidak bisa mencintai Zira.
Suatu hari ditaman kampusnya Zira duduk sendiri dibawah pohon dengan laptop dipangkuannya, dan ia sangat berharap Farhan datang menemuinya, karena tempat ini sangat dekat dengan fakultas Ekonomi. Tiba-tiba datang seorang cowok menghampirinya
”Zira ya?” cowok tersebut tersenyum ramah padanya
”Iya.. kok tau?”
”Duh.. masak sih aku gak kenal cewek cantik seperti kamu...!” cowok tersebut mengulurkan tangannya ”Aku Tio. Anak fakultas Ekonomi”
”Zira..” Zira menjabat tangannya ”Hmm... Ekonomi ya..!! Berarti kamu kenal Farhan dong?”
”Ohh.. tentu..” Tio tersenyum ”kamu kenal dia?”
”Iya.. dia temanku waktu SMU..”
”O.. yah aku mesti ketemu dosen sekarang. aku duluan ya,..”
”Iya.. gak apa-apa..”

Zira terus memikirkan Farhan..
’Kenapa Farhan gak pernah bisa lihat perasaan aku yah...?’ gumannya dalam hati

Setelah pertemuannya dengan Tio di Taman minggu kemarin, Tio tampak dekat dengan Zira mereka sering jalan bareng selain itu Tio juga suka menghubungi Zira saat mereka tidak bisa bertemu. Sekarang Zira dibingungkan karena setelah kedekatannya itu Tio mengungkapkan perasaannya terhadap Zira. Zira tidak bisa menerima Tio karena ia menunggu Farhan, dan ia sangat berharap yang bicara dengannya ini adalah Farhan bukan Tio. Zira tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Tio, dan ia berkata dengan jujur akan perasaannya. Pernyatan Zira tidak bisa Tio terima hingga akhirnya Tio membenci Zira dan selalu bicara yang bukan-bukan akan Zira kepada setiap orang. Namun hal tersebut tidak membuat Ando cowok fakultas sejarah mundur untuk mendapatkan Zira. Ando selalu berusaha mencari tahu tentang Zira. Ando adalah tipe cowok yang baik, ramah dan sangat perhatian. Namun dirinya tidak bisa menggantikan posisi Farhan dihati Zira. Ando capek akan perlakuan Zira yang menganggapnya hanya teman biasa dan ia pun akhirnya mundur sebelum mengungkapkan perasaannya terhadap Zira.

Suatu malam Zira berkumpul bersama kedua temannya yang sekarang berbeda Universitas dengannya. Zira mengajak kedua temanya untuk menginap dirumahnya malam ini dan menceritakan semua yang terjadi ditempat kuliahnya kepada Dira dan Tia, kedua temannya sedih akan keputusannya yang secara tidak langsung telah mensia-siakan dua cowok yang care dengannya. Zira sedih karena kedua temannya menganggap keputusannya salah. Namun Zira tetap mempertahankan pilihannya. Malam begitu indah tidak terasa sudah tengah malam, Zira mengajak kedua temannya untuk tidur. Beberapa menit kemudian mereka bertiga terlelap dalam mimpi.
Pagi yang cerah, kedua temannya telah bangun mendahuluinya. Setelah sarapan Dira dan Tia berpamitan untuk pulang. Zira senang karena teman-temanya masih mau mendengarkan ceritanya walaupun selalu bertentangan dengan keputusan Zira.

Dikampus tampak ramai, setelah tiba diruangan Zira hanya melihat Niko sedang duduk dengan buku tebal yang sedang dibacanya. Niko adalah cowok lembut, perhatian, baik dan sangat pengertian pada teman yang sedang kesusahan. Niko sangat dekat dengan Zira, Ia selalu memperhatikan saat Zira bertukar cerita dengannya, Niko adalah sahabat keduanya setelah ia berpisah dengan kedua sahabatnya.
”Pagi, Ra..” Niko menoleh Zira yang berada didepan pintu
”Hmm... kirain kamu gak bakal tahu kalau ada aku disini. Baca apa sih Nik..?”
”Biasa novel terbarunya J.K. Rowling...”
”Kamu suka ya baca Harry Potter?”
”Gak terlalu sih, ..” Niko sekarang lebih memperhatikan Zira yang sedang berjalan menuju tempat duduknya ”O.. ya Ra gimana hubungan kamu dengan Tio dan Ando?”
Zira menoleh kearah Niko ”Tumben kamu tanyain masalah itu!” Zira mengambil buku dari dalam tasnya ”Aku gak tau apa maunya Tio, Dia selalu menganggap aku bodoh karena telah menolak cintanya. Kalau Ando!” Zira diam sejenak ”Ando biasa-biasa saja, sekarang kayaknya dia sudah mengerti perasaanku..”
”Ra,. aku boleh tanya sesuatu gak ?” Niko berjalan menuju Zira
”Duh.. kayaknya nih serius,..” Zira tampak gugup ”Hmm.. Bicara saja Nik, gak bakal aku bunuh kalau kamu salah bicara..” Zira tersenyum kecut
”Ra,. sebenarnya aku ...” tiba-tiba dosen masuk dan semua mahasiswa masuk menuju tempat duduknya masing-masing. Zira hanya bengong melihat Niko ”Ra.. kata kamu mau pinjam. nih bukunya” Niko memberikan buku yang ia pegang ketangan Zira

Zira sangat bingung akan tingkah niko, Ia berusaha untuk mengingat-ingat apa yang barusan diucapkan Niko, namun percuma ia tetap tidak dapat mengingatnya. Setelah matapelajaran kuliah selesai Okta teman dekat Niko datang menghampiri Zira, dan ia menjelaskan tentang isi hati Niko terhadap Zira. Zira sangat bingung, ia tidak menyangka orang yang dekat dengan memiliki perasaan terhadapnya. Okta menjelaskan bahwasannya walaupun Niko menyukai Zira, ia tidak bisa meninggalkan pacarnya yang selalu percaya dan baik terhadapnya. Zira bingung akan maksud Niko tersebut, Namun dilain sisi Zira senang. Zira merasa perasaannya terhadap Farhan perlahan mulai pudar. Itu semua karena Niko yang hadir dan memberi warna baru dikehidupannya.

Zira dan Niko sering berkomunikasi melalui handphone, Niko sangat baik dan pengertian terhadap Zira. Sekarang Zira telah berusaha untuk tidak berharap kepada Farhan yang selalu tidak menganggap Zira ada. Zira selalu menceritakan apa yang terjadi dengannya kepada Dira karena ia tau Dira pernah dekat dengan Niko. Dira sangat setuju akan keputusan Zira saat ini, untuk tidak berharap kepada Farhan. Zira dan Dira merahasiakan semua ini dari Tia karena ia tau Tia tidak akan setuju akan keputusan kedua Zira yang akan mendekati Niko seorang cowok yang telah memiliki kekasih. Sekarang Zira telah menyukai Niko begitu pula Niko. namun, mereka mesti merahasiakan semua ini. karena Niko tidak ingin mengecewakan pacarnya dan menyakiti Zira. Jika suatu saat orang tahu akan hal ini, pasti akan menjadi musibah buat Zira.

Zira sangat tidak mengerti akan masalah yang dihadapinya saat ini. Ia mencintai seorang cowok yang telah memiliki kekasih...
Banyak orang yang ingin memilikinya, namun itu membuatnya tetap berpendirian dengan Farhan orang yang dia suka, sampai akhirnya ia terjerat dijurang yang dalam, Ia tidak tahu apakah mungkin ia dapat tersenyum kembali setelah keluar dari jurang tersebut...!!
Atau.. ia akan merasakan sakit yang lebih dalam lagi karena tidak bisa memiliki Niko..??


~ The End ~

Senin, 06 Desember 2010

Aku dan Perasaanku

Mencintai itu menyakitkan, karena mencintai tak mesti harus dicintai, dan menyayangi tak harus memiliki.
Aku adalah Kyreina Bunga Pertiwi. Teman-temanku suka memanggilku Bunga. Bunga adalah sosok cewek Feminim, manis, sangat ramah dan baik ke setiap orang. Bunga sekolah di SMU terfavorit dikawasan Jakarta Pusat. Di sekolah itulah Bunga menemukan seseorang yang menurutnya sangat berarti dalam hidupnya. Perasaannya terhadap pujaan hatinya itu berawal dari Rasa Kagum. Bunga mengaguminya saat pertama kali ia jumpa yaitu di lapangan basket sekolah, Dia adalah Ibra Aprizal seorang cowok cakep memiliki Kulit yang putih, wajah yang tampan, dan senyumnya yang menawan membuat bunga ingin mengenalnya lebih dekat. selain itu Rizal sangat menyukai permanan bola basket, Rizal adalah kakak kelasnya Bunga. . Rizal memiliki Gaya yang unik sehingga dapat mengipnotis Bunga untuk selalu merindukannya. Awalnya Bunga hanya kagum padanya, dan tidak pernah terlintas dibenaknya perasaan ingin memiliki Rizal. Dan Bunga hanya menganggap Rizal sebagai kakaknya meskipun bunga tidak tahu bagaimana perasaan Rizal terhadapnya..
Hari terus berjalan, semakin hari Bunga semakin dekat dengannya, Bunga sering menghubunginya saat ada masalah, saat malam tiba mereka selalu bertukar cerita, bahkan Bunga sering mengirim e-mail kepada Rizal. Rizal selalu ada saat Bunga membutuhkannya, Rizal selalu mendengarkan Unek-unek bunga saat ada masalah, Tidak hanya itu, Rizal telah banyak mengajarkan Bunga mengenai suatu hal yang belum ia ketahui.
Rizal sudah kelas XII, dan sebentar lagi dia akan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi yaitu Kuliah. Sedangkan Bunga harus menunggu dua tahun lagi untuk dapat berada disatu tempat dengannya. Hari begitu cepat berlalu Pengumuman akan kelulusan siswa kelas XII telah diumumkan, sedangkan Rizal tidak memberikan kabar pada Bunga akan dirinya. Berapa kali Bunga coba untuk menghubunginya namun kekecewaanlah yang ia dapat. Bunga bingung akan dirinya, apakah Ia telah melakukan kesalahan yang besar hingga Rizal tidak memberinya kabar sampai detik ini. Dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit ada perasaan aneh di hatinya. Bunga sering memikirkan Rizal, setiap malam Binga sering berharap dapat memimpikan Rizal, Hatinya terasa damai saat melihat senyum Rizal walaupun hanya dalam khayalannya. Mulai saat itu Bunga merasa sangat kehilangan Rizal yang tidak kunjung memberinya kabar. Bunga sangat tidak mengerti akan perasaannya saat ini, apakah ini yang dinamakan CINTA ?

Tidak terasa sudah dua bulan tiada kabar mengenai Rizal. Saat ini Bunga sangat bingung ’jangankan tau nanti dia akan melanjutkan sekolah dimana!’ dimana dan apa kabarnya sekarang pun Bunga tidak tau pasti. Hari demi hari Bunga lalui tanpa hadirnya Rizal, Tidak terasa liburan sekolah telah tiba.

Pagi yang cerah saat yang tepat untuk bersantai diakhir pekan, tiba-tiba terasa getaran dari saku kanannya. Bunga kaget saat dilihatnya ’Rizal memanggil’. Bunga bingung harus bersikap bagaimana. kesal, kecewa, ingin marah semuanya telah berkumpul diangannya. Ia coba untuk tetap tenang dan mengangkat telpon Rizal.
”Halloo...” ucap Bunga dengan rasa benci bercampur senang
”Heii, adek sombong yah sekarang..” ucapnya tanpa rasa bersalah.
Bunga sangat bingung akan perkataan Rizal, sebenarnya yang selama ini menghilang tiada kabar Rizal atau dirinya?
”Adek!!” seru Rizal bingung karena tidak ada jawaban dari semberang ”kok diem? tidak seperti biasanya!”
Aduh kok bisa-bisanya Aku menghapus semua kesalahan yang telah dia lakukan terhadapku, Bunga sangat bingung akan perasaannya. Hatinya begitu senang ketika mendengar suara Rizal yang selama ini telah dinantikan.
”Owh.. tidak ada apa-apa kok, mungkin perasaan kakak saja!!” Jantung bunga berdetak kencang karena perasaan yang memburu dihatinya ”Oyah, kakak dimana sekarang? kok tidak ada kabar belakangan ini?”
”Maaf banget yah dek! bukan maksud kakak sengaja tidak memberitahu kabar kakak ke adek!” Ucapnya dengan penuh hati-hati ”Tapi... kemarin-kemarin kakak sibuk untuk mempersiapkan SNMPTN. Btw, bagaimana nilai rapor adek? Masuk jurusan Ipa atau Ips?”
”Owh, begitu yah. Kakak tidak perlu minta maaf itu bukan masalah!” Bunga sangat bingung dengan perkataannya barusan, seolah-olah yang bicara bukanlah dirinya melainkan Hatinya. ”Adek belum tau dapat jurusan apa? Walikelas suruh adek menunggu sampai nanti saat pembagian kelas.”
”Baguslah kalau begitu, semoga saja adek dapat di jurusan yang adek suka” Rizal terdiam, dan sepertinya dia sedang mencari bahan pembicaraan ”Oyah,.. mau liburan kemana nih..?”
”Belum tahu, kayaknya sih nggak kemana-mana!”
”Kok gitu? ”
”Nggak ada uang, Sudah dulu yah kak!” Ucap Bunga dengan penuh pertimbangan ”Nanti adek telpon kembali.. Bye!!” Bunga langsung mengakhiri pembicaraan.
”Bye..”
Hari ini Bunga sangat senang, Apalagi saat Rizal menjelaskan alasannya menghilang belakangan ini. Bunga bertanya didalam hati ’Apa yach yang sedang dipikirkan kak Rizal sekarang?’ Lamunannya terhenti saat mendengarkan pembicaraan Orang tuanya yang akan mengirimnya untuk libur ke tempat neneknya diluar kota.
Bunga merasa ia sangat beruntung tahun ini, pertama orang tuanya membelikannya handphone baru di umurnya ke-16, dan yang kedua Ia akan berlibur keluar kota. Papanya telah membelikan 2 tiket untuk Bunga dan Gibran adiknya.

***

Malam yang indah, dihiasi bintang-bintang yang terang benderang. Stasiun Kereta Api tampak ramai dipenuhi anak sekolah yang sepertinya akan berlibur. Setelah mendapat tiket dari papanya, Bunga langsung mengajak adiknya untuk masuk dan menempati tempat duduk didalam Kereta Api, Dengan Ponsel ditangannya, Bunga mencoba untuk menghubungi Rizal. Bunga kecewa saat Rizal me-Reject telepon darinya, Bunga berusaha untuk tenang, Didalam ketakutan yang menari-nari dibenaknya, Bunga takut jika nanti Rizal melupakannya, Bunga takut jika Rizal sengaja menjauhinya karena pacarnya dan Bunga sangat takut...
Jantung Bunga seakan berhenti saat Ia lihat Rizal ada dihadapannya, Dia adalah Ibra Aprizal. Apa maksud semua ini? kami dipertemukan disatu tempat yang tidak ditentukan. Bunga merasa ini tidak hanya kebetulan belaka melainkan sudah direncanakan oleh Sang Pencipta, Hhehehe.... Bunga semakin yakin jika dirinya sekarang mencintai Rizal karena jiwanya terasa damai saat melihat bola mata Rizal yang indah menatapnya dengan heran. Rizal tidak mengenalinya sekarang, Bunga kecewa pada Rizal, namun dilain sisi Bunga senang karena bisa memperhatikan Rizal dari dekat tanpa sepengetahuan dia. Rizal tampak ganteng malam ini, dan aku suka itu. 
Beberapa kali Bunga coba untuk memberitahu Rizal akan keberadaannya, namun Rizal tetap tidak bisa menemukannya yang berada satu meter dibelakang Rizal. Bunga senang bisa melihat Rizal dari dekat. Kereta Api telah berjalan menjauhi stasiun, Semua penumpang tertidur pulas saat larut malam. Rizal sangat tertidur pulas malam ini, tidak seperti teman-temannya yang sibuk dengan berbagai macam permainan, bahkan ada yang sibuk foto-foto.
Sebentar lagi kereta akan tiba ditempat tujuan. Mata Bunga tertuju pada seorang cowok yang masih tertidur pulas, Bunga melihatnya dengan seksama beberapa dari temannya telah bergantian membangunkannya. Namun hasilnya dia masih terlelap dalam mimpi. Beberapa menit kemudian kereta tiba ditempat tujuan, semua penumpang berdesakkan untuk keluar menuju ’ruang tunggu’. Bunga kembali melihat Rizal, kali ini dia sudah benar-benar terbangun dan berjalan dengan Ransel dibelakangnya menuju ’ruang tunggu’.


Hari begitu cepat berlalu, tidak terasa liburan sekolah telah usai. setelah Liburan Bunga pulang dengan sejuta cerita dan harapan. Setiba disekolah Bunga menceritakan semua yang telah terjadi diawal liburannya kepada para sahabatnya. Dan Bunga sangat berharap suatu saat Rizal mengetahui akan perasaannya.
Sekarang Bunga sudah duduk dikelas XI Ipa, itu adalah pilihannya. Disini Dia menemukan teman-teman baru yang sangat ramah, dan baik terhadapnya diantaranya Tiwi, Rhere, Ditha, Novi, Lina, Emoet, Cory, Fidri dan Tia. Mereka selalu setia mendengarkan ’Curhatan Bunga’ tentang pujaan hatinya yaitu Rizal. Bunga sangat senang memiliki teman seperti mereka.
***

Setelah pertemuan di Kereta saat liburan kemarin, Rizal selalu sibuk akan tugas kuliahnya. Inilah yang membuat Binga dan Rizal semakin menjauh, Suatu hari Bunga merasa senang karena Rizal bisa meluangkan waktunya untuk bertukar cerita dengan Bunga. Namun, Semua itu berubah jadi kekecewaan, setelah Rizal memberitahukan Bunga bahwa sekarang dirinya telah menemukan ’pujaan hatinya’ atau ’PACAR..!!’ Bunga sedih, Harapannya salama ini menjadi pupus. Rizal tidak menganggap Bunga special dimatanya melainkan hanya menganggap Bunga seperti adiknya sendiri. Bunga tidak tahu harus bagaimana, karena Bunga tidak ingin kedekatannya dengan Rizal berubah karena masalah Bunga ’ Menyukainya’ . Hingga akhinya Bunga berusaha semampunya untuk menutupi perasaannya terhadap Rizal. Bunga tidak bisa memastikan apakah perasaannya ini akan tetap sama seperti dulu hanya sekedar kagum? atau malah sebaliknya semakin dalam ingin memilikinya??

Teman-temannya selalu menyadarkan Bunga akan adanya dunia yang indah tanpa kehadiran Rizal dan merekalah yang telah membangunkan Kyreina Bunga Pertiwi dari mimpi buruknya mengenai Ibra Aprizal. Hari demi hari Ia lalui dengan berbagai pertimbangan, hingga akhirnya Bunga menetapkan hatinya untuk menganggap Rizal hanya sebagai kakaknya dan membunuh perasaannya terhadap Rizal. Sekarang Bunga bisa tersenyum ikhlas walaupun didalam hatinya terdapat luka yang sangat dalam.



~ The End ~



Ingin rasanya kututup mata ini untuk selamanya..
Agar tak lagi kulihat indahnya matamu..
Agar tak lagi kulihat manisnya senyummu..
Agar telinga ini tak lagi mendengar suaramu..
Agar bibir ini tak lagi memanggil namamu..

Dan...
Agar hati ini tak lagi berharap tentang dirimu..!!

”Aku hanya mampu berharap suatu saat akan ada keajaiban terjadi,,
Namun aku sadar, Aku bukanlah seorang sahabat yang tak berguna
Untukmu..[!?]”


 Ongoeee Luph Maii Cweettiiey 